Monday, April 29, 2013

Rational Emotive Therapy


Pengertian Rational Emotive Therapy (RET),yakni corak konseling yang menekankan kebersamaan dan interaksi antara berpikir dan akal sehat(rational thinking), berperasaan(emoting), dan berperilaku(acting), serta sekaligus menekankan bahwa suatu perubahan yang mendalam dalam cara berpikir dapat menghasilkan perubahan yang berarti dalam cara berperasaan dan berperilaku. Maka, orang yang mengalami gangguan dalam alam perasaannya, harus dibantu untuk meninjau kembali caranya berpikir dan memanfaatkan akal sehat.

Rational Emotive Therapy atau Teori Rasional Emotif mulai dikembangan di Amerika pada tahun 1960-an oleh Alberl Ellis, seorang Doktor dan Ahli dalam Psikologi Terapeutik yang juga seorang eksistensialis dan juga seorang Neo Freudian. Teori ini dikembangkanya ketika ia dalam praktek terapi mendapatkan bahwa sistem psikoanalisis ini mempunyai kelemahan-kelemahan secara teoritis (Ellis, 1974).

Teori Rasional Emotif ini merupakan sintesis baru dari Behavior Therapy yang klasik (termasuk Skinnerian Reinforcement dan Wolpein Systematic Desensitization). Oleh karena itu Ellis menyebut terapi ini sebagai Cognitive Behavior Therapy atau Comprehensive Therapy.
Konsep ini merupakan sebuah aliran baru dari Psikoterapi Humanistik yang berakar pada filsafat eksistensialisme yang dipelopori oleh Kierkegaard, Nietzsche, Buber, Heidegger, Jaspers dan Marleu Ponty, yang kemudian dilanjutkan dalam bentuk eksistensialisme terapan dalam Psikologi dan Psikoterapi, yang lebih dikenal sebagai Psikologi Humanistik.


Konsep-Konsep Dasar Rational Emotive Therapy
Rational Emotive Therapy adalah aliran psikoterapi yang berlandaskan asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat. Manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan untuk memelihara diri, berbahagia, berpikir dan mengatakan, mencintai, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dan mengaktualisasikan diri. Akan tetapi, manusia juga memiliki kecenderungan-kecenderungan ke arah menghancurkan diri, menghindari pemikiran, berlambat-lambat, menyesali kesalahan-kesalahan secara tak berkesudahan, takhayul, intoleransi, perfeksionisme, dan mencela diri, serta menghindari pertumbuhan dan aktualisasi diri.

Tujuan Rational Emotive Therapy
1. Memperbaiki dan mengubah segala perilaku yang irasional dan tidak logis menjadi rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan dirinya.
2.  Menghilangkan gangguan emosional yang merusak
3. Untuk membangun Self Interest, Self Direction, Tolerance, Acceptance of Uncertainty, Fleksibel, Commitment, Scientific Thinking, Risk Taking, dan Self Acceptance Klien.
4. Menunjukkan dan menyadarkan klien bahwa cara pikir yang tidak logis itulah penyebab gangguan emosionalnya.
Teori A-B-C tentang Kepibadian
A. Adalah activating experiences atau pengalaman-pengalaman pemicu
B.  Adalah beliefs, yaitu keyakinan-keyakinan
C.  Adalah consequence, yaitu konsekuensi-konsekuensi
Teknik-Teknik Kognitif
a. Teknik Pengajaran
b. Teknik Persuasif.
c.  Teknik Konfrontasi
d.  Teknik Pemberian Tugas
Teknik-Teknik Emotif
a. Teknik Sosiodrama
b. Teknik 'Self Modelling'
c. Teknik 'Assertive Training'
Teknik-Teknik Behavioristik
a. Teknik Reinforcement
b. Teknik Social Modelling
Kebaikan dan Kelemahan Rational Emotive Therapy
Kebaikan
1) Pendekatan ini cepat sampai kepada masalah yang dihadapi oleh klien. Dengan itu perawatan juga dapat dilakukan dengan cepat.
2) Kaedah pemikiran logik yang diajarkan kepada klien dapat digunakan dalam menghadapi gejala yang lain.
3) Klien merasakan diri mereka mempunyai keupayaan intelektual dan kemajuan dari cara berfikir.
Kelemahan
1) Ada klien yang boleh ditolong melalui analisa logik dan falsafah, tetapi ada pula yang tidak begitu sulit otaknya untuk dibantu dengan cara yang sedemikian yang berasaskan kepada logika.
2) Ada setengah klien yang begitu terpisah dari realita sehingga usaha untuk membawanya ke alam nyata sukar sekali dicapai.
3) Ada juga klien yang terlalu berprasangka terhadap logik, sehingga sukar untuk mereka menerima analisa logik.

Langkah-Langkah Rational Emotive Therapy (RET)
1) Langkah pertama
    Konselor berusaha menunjukkan bahwa cara berfikir klien harus logis kemudian membantu bagaimana dan mengapa klien sampai pada cara seperti itu, menunjukkan pola hubungan antara pikiran logis dan perasaan yang tidak bahagia atau dengan gangguan emosi yang di alami nya.
2) Langkah kedua
     Menunjukkan kepada klien bahwa jika ia  mempertahankan perilakunya maka ia akan terganggu dengan cara berpikirnya yang tidak logis inilah yang menyebabkan masih adanya gangguan sebagaimana yang di rasakan.
3) Langkah ketiga
      Bertujuan mengubah cara berfikir klien dengan membuang cara berfikir yang tidak logis
4) Langkah keempat
     Dalam hal ini konselor menugaskan klien untuk mencoba melakukan tindakan tertentu dalam situasi nyata.


sumber:
Corey Gerald, Teori dan Paktek Konseling & Psikoterapi, PT Refika Aditama : Bandung, 2007
Drs. Abdul hayat, M.Pd, Teori dan Teknik Pendekatan Konseling, Banjarmasin, lanting media aksara:2010
Drs. Dewa ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta:PT Aneka Cipta,1990
Prof.Dr.Sofyan S Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek, Bandung, Alfabeta: 2007
Singgah D. Gunarsah, konseling dan psikoterapi, Jakarta :Gunung Mulia, 2000
Sukardi Dewa Ketut. Pengantar Teori Konseling, Ghalia Indonesia: Jakarta, 1985
W.S.Winkel, dan M.M.Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling, Yogyakarta,Media Abadi:2006

No comments: