evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya
semua mahluk hidup mengalami evolusi
spesies manusia telah berubah dari waktu ke waktu, berakar sejak zaman kuno
dan rentang waktunya sangat lama dan membutuhkan proses yang panjang
aku akan sedikit membahas tentang evolusi manusia
banyak para ahli yang menyatakan pendapatnya tentang awal terjadinya evolusi manusia
kaum evolusionis -> manusia, hewan dan tumbuhan berevolusi dari binatang tertentu
charles darwin -> manusia adalah evolusi dari binatang primata (kera)
harun yahya -> setiap mahluk hidup di ciptakan tuhan memiliki karakteristik tersendiri, bukan hasil dari evolusi
di zaman kuno, terdapat 3 spesies secara garis besar
3 spesies itu adalah:
1. meganthropus Paleojavanicus
2. pithecanthropus Erectus
3. homo
meganthropus paleojavanicus (manusia raksasa dari jawa)
ciri ciri:
memiliki tulang pipi yang tebal
memiliki otot kunyah yang kuat
memiliki tonjolan kening yang mencolok
memiliki tonjolan belakang yang tajam
tidak memiliki dagu
memiliki perawakan yang tegap
memakan jenis tumbuhan
pithecanthropus (manusia jawa)
ciri-ciri:
tinggi badan sekitar 165 – 180 cm
volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc
bentuk tubuh & anggota badan tegap, tetapi tidak setegap megantropus
alat pengunyah dan alat tengkuk sangat kuat
bentuk graham besar dengan rahang yang sangat kuat
bentuk tonjolan kening tebal melintang di dahi dari sisi ke sisi
bentuk hidung tebal
bagian belakang kepala tampak menonjol menyerupai wanita berkonde
muka menonjol ke depan, dahi miring ke belakang
homo (genus)
terbagi menjadi beberapa spesies:
homo rudolfensis
homo habilis
homo ergaster
homo erectus
homo floresiensis (manusia flores)
homo heidelbergensis (manusia heidelberg)
homo neanderthalensis (manusia neanderthal)
homo sapiens (manusia modern)
ciri-ciri:
volume otaknya antara 1000 – 1200 cc
tinggi badan antara 130 – 210 cm
otot tengkuk mengalami penyusutan
muka tidak menonjol ke depan
berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna
untuk gambaran yang lebih jelas, spesies manusia dapat dilihat di link ini http://www.becominghuman.org/node/human-lineage-through-time
Thursday, April 21, 2011
Thursday, April 14, 2011
lestarikan kehidupan untuk saat ini, dan untuk saat nanti
pada saat ini, global warming atau biasa disebut pemanasan global, sudah semakin meningkat dalam waktu yang cukup cepat
kita sebagai penghuni bumi hanya bisa mencegah global warming agar tidak semakin meningkat lagi
melestarikan kehidupan agar kehidupan nanti bisa menikmati dunia secara aman dan sehat
cara-cara untuk melestarikan kehidupan adalah sebagai berikut:
1. mengurangi pemakaian energi fosil
contohnya: pembangkit tenaga listrik menggunakan energi matahari, pembangkit tenaga air dan angin
2. membiasakan memakai kendaraan yang ramah lingkungan
contohnya: memakai sepeda
karna sepeda tidak menghasilkan polusi, kalau kendaraan bermesin memakai bensin, dan bensin menghasilkan gas CO2, kalau jumlah CO2 meningkat, pemanasan global akan cepat terjadi
3. mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan
contohnya: pembangkit listrik tenaga air, dan angin
4. tidak membiasakan memakai plastik dan sterofrom secara berlebihan
karna proses penghancurannya memerlukan ratusan tahun
hal itu meningkatkan sampah yang sulit diurai
cara alternatif: memakai plastik dan sterofrom secara berulang ulang dan tidak langsung dibuang
5. tanam pohon di sekitar rumah agar oksigen lebih banyak diproduksi
usahakan tebang pilih atau tanam tebang
6. biasakan menghemat air bersih dalam rumah tangga
contohnya: mandi tidak perlu menggunakan shower yang memakai air secara berlebihan
7. usahakan membuat lubang biopori
dengan cara halaman rumah tidak disemen agar air hujan disimpan sebagai cadangan air tanah
8. tidak memakai kulkas dan AC yang menggunakan gas freon
karna gas freon akan menambah besar lubang ozon
kegunaan lapisan ozon adalah melindungi mahluk hidup di bumi dari sinar matahari yang membahayakan
9. tidak memakai kertas secara boros
pergunakan kertas secara bolak balik dan mendaur ulang kertas yang sudah tidak terpakai lagi
10. dan tentu saja tidak membuang sampah sembarang di mana pun anda berada
jadi, marilah kita lestarikan kehidupan untuk saat ini, dan untuk saat nanti
kita sebagai penghuni bumi hanya bisa mencegah global warming agar tidak semakin meningkat lagi
melestarikan kehidupan agar kehidupan nanti bisa menikmati dunia secara aman dan sehat
cara-cara untuk melestarikan kehidupan adalah sebagai berikut:
1. mengurangi pemakaian energi fosil
contohnya: pembangkit tenaga listrik menggunakan energi matahari, pembangkit tenaga air dan angin
2. membiasakan memakai kendaraan yang ramah lingkungan
contohnya: memakai sepeda
karna sepeda tidak menghasilkan polusi, kalau kendaraan bermesin memakai bensin, dan bensin menghasilkan gas CO2, kalau jumlah CO2 meningkat, pemanasan global akan cepat terjadi
3. mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan
contohnya: pembangkit listrik tenaga air, dan angin
4. tidak membiasakan memakai plastik dan sterofrom secara berlebihan
karna proses penghancurannya memerlukan ratusan tahun
hal itu meningkatkan sampah yang sulit diurai
cara alternatif: memakai plastik dan sterofrom secara berulang ulang dan tidak langsung dibuang
5. tanam pohon di sekitar rumah agar oksigen lebih banyak diproduksi
usahakan tebang pilih atau tanam tebang
6. biasakan menghemat air bersih dalam rumah tangga
contohnya: mandi tidak perlu menggunakan shower yang memakai air secara berlebihan
7. usahakan membuat lubang biopori
dengan cara halaman rumah tidak disemen agar air hujan disimpan sebagai cadangan air tanah
8. tidak memakai kulkas dan AC yang menggunakan gas freon
karna gas freon akan menambah besar lubang ozon
kegunaan lapisan ozon adalah melindungi mahluk hidup di bumi dari sinar matahari yang membahayakan
9. tidak memakai kertas secara boros
pergunakan kertas secara bolak balik dan mendaur ulang kertas yang sudah tidak terpakai lagi
10. dan tentu saja tidak membuang sampah sembarang di mana pun anda berada
jadi, marilah kita lestarikan kehidupan untuk saat ini, dan untuk saat nanti
Tuesday, April 12, 2011
Wah, Berbelanja Bisa Bikin Hidup Lebih Lama
PENELITI mengungkapkan berbelanja ternyata bisa membuat orang panjang umur. Dengan berbelanja, Anda dapat bertemu orang lain, badan bergerak, dan mempertahankan pola makan yang sehat. Hasil penelitian diterbitkan dalam Journal of Epidemiology dan Community Health baru-baru ini.
Seorang pakar terkemuka di Inggris, David Oliver, mengatakan temuan itu masuk akal. Sebab, berbelanja melibatkan kegiatan fisik, interaksi sosial, dan membuat mental orang lebih aktif. Manfaat itu lebih terasa pada warga yang usianya di atas 65 tahun.
Penelitian dipimpin Dr Yu-Hung Chang dari Lembaga Ilmu Kesehatan Kependudukan Taiwan. Ia dan timnya meneliti hampir 2.000 pria dan wanita usia 65 tahun ke atas yang tinggal di rumah mereka sendiri.
Peneliti menemukan bahwa mereka yang secara berkala berbelanja hidup lebih lama daripada mereka yang berbelanja hanya satu kali satu pekan atau kurang. Peneliti juga memperhitungkan faktor-faktor seperti kelemahan fisik dan kemunduran kemampuan kognitif.
Mereka mengakui berbelanja mungkin adalah pertanda awal kesehatan yang bagus. Namun mereka juga secara tersirat mengatakan berbelanja itu sendiri bisa meningkatkan taraf kesehatan.
"Berbelanja sering untuk bersenang-senang dengan peluang untuk meningkatkan kondisi psikologi," ujar peneliti. "Jika dibandingkan dengan jenis kegiatan fisik santai lain, seperti gerak badan resmi, yang biasanya memerlukan motivasi dan terkadang petunjuk profesional, kegiatan berbelanja lebih mudah dilakukan dan dipertahankan."(go4/***)
Seorang pakar terkemuka di Inggris, David Oliver, mengatakan temuan itu masuk akal. Sebab, berbelanja melibatkan kegiatan fisik, interaksi sosial, dan membuat mental orang lebih aktif. Manfaat itu lebih terasa pada warga yang usianya di atas 65 tahun.
Penelitian dipimpin Dr Yu-Hung Chang dari Lembaga Ilmu Kesehatan Kependudukan Taiwan. Ia dan timnya meneliti hampir 2.000 pria dan wanita usia 65 tahun ke atas yang tinggal di rumah mereka sendiri.
Peneliti menemukan bahwa mereka yang secara berkala berbelanja hidup lebih lama daripada mereka yang berbelanja hanya satu kali satu pekan atau kurang. Peneliti juga memperhitungkan faktor-faktor seperti kelemahan fisik dan kemunduran kemampuan kognitif.
Mereka mengakui berbelanja mungkin adalah pertanda awal kesehatan yang bagus. Namun mereka juga secara tersirat mengatakan berbelanja itu sendiri bisa meningkatkan taraf kesehatan.
"Berbelanja sering untuk bersenang-senang dengan peluang untuk meningkatkan kondisi psikologi," ujar peneliti. "Jika dibandingkan dengan jenis kegiatan fisik santai lain, seperti gerak badan resmi, yang biasanya memerlukan motivasi dan terkadang petunjuk profesional, kegiatan berbelanja lebih mudah dilakukan dan dipertahankan."(go4/***)
Kenapa Pria Tiba-tiba Ingin Nikah?
HUBUNGAN Anda putus lantaran si dia tak siap berkomitmen. Beberapa bulan kemudian si dia menggandeng pacar baru dan menyatakan siap menikahi wanita tersebut. Anda bingung?
Eit, jangan berpikir buruk dulu. Belum tentu dia selingkuh selama berpacaran dengan Anda. Bukan juga karena pacar barunya yang mengguna-gunai dia. Berikut sejumlah alasan yang membuat si pria tiba-tiba merasa siap dan kebelet menikah:
1. Beranjak dewasa
Seorang pria bisa mendadak merasa lelah dengan kesendiriannya. Ia jenuh dengan tingkahnya yang seolah menghindari hubungan serius. Mereka tiba-tiba merasa dirinya lebih jantan dan ingin menjalani hubungan yang lebih serius.
2. Rindu ritual kencan
Tidak hanya sekedar hang out dengan seorang wanita, kadang kala pria juga punya keinginan untuk bertemu seseorang dan berusaha mengenalnya. Para pria ingin sekali melihat foto-foto mereka di rumah dan bertemu keluarga serta teman-teman baru pasangannya. Memasuki kehidupan seseorang terkadang memang menarik, dan untuk itu dia akan menikah.
3. Mantan atau temannya menikah
Dia mungkin menolak memikirkan pernikahan ketika teman-temannya masih sama single-nya seperti dia. Tapi lihat saja ketika mereka mulai menikah dan ditambah lagi jika mantannya telah menikah lebih dulu dari dia. Bisa jadi keesokan harinya dia mulai berpikir untuk menikah juga.
4. Merasa tua
Mendadak dia merasa tidak pantas lagi untuk kencan dengan wanita usia 20an tanpa ikatan yang jelas. Biasanya ini terjadi pada mereka yang berusia di atas 35 tahun. Mereka merasa malu dan karena itu mulai berpikir untuk menikah agar bisa bersama wanita yang diincarnya.
5. Bosan main-main
Berganti-ganti pacar dengan banyak wanita, mulai yang cantik sampai yang berandalan, wanita yang matre hingga yang pemabuk, pria juga bisa lelah menjadi bad boy dan saat inilah dia memiliki keinginan untuk menjalani kehidupan yang 'normal'.
6. Ingin keuangan yang lebih baik
Pria juga bisa berpikir materialistis! Bertemu dengan seorang wanita kaya, atau wanita yang pintar mencari uang, kesempatan untuk membangun hidup terbuka luas di sana. Tunggu apa lagi?
7. Punya trauma pribadi
Seorang pria mungkin tidak begitu sentimentil seperti wanita. Namun jika terjadi hal menyakitkan dalam hidupnya mereka bisa bereaksi lebih dalam dan lebih permanen dari wanita.
Contoh kasus adalah ketika dia mengalami duka cita yang mendalam, ini bisa menjadi pemicu baginya untuk segera menikah agar tidak menyesal jika terjadi sesuatu pada pacarnya.
8. Jatuh cinta setengah mati
Selalu ada kemungkinan kita bertemu dengan seseorang yang membuat kita begitu terpesona dan serasa tidak ada alasan satu pun untuk tidak menikah dengan orang itu.
Pria pun juga bisa mengalami hal yang demikian walaupun awalnya dia menolak untuk berkomitmen serius. Ketika hal ini terjadi, dia akan melupakan segalanya dan tiba-tiba bersemangat sekali untuk menikah. (kpl/***)
Eit, jangan berpikir buruk dulu. Belum tentu dia selingkuh selama berpacaran dengan Anda. Bukan juga karena pacar barunya yang mengguna-gunai dia. Berikut sejumlah alasan yang membuat si pria tiba-tiba merasa siap dan kebelet menikah:
1. Beranjak dewasa
Seorang pria bisa mendadak merasa lelah dengan kesendiriannya. Ia jenuh dengan tingkahnya yang seolah menghindari hubungan serius. Mereka tiba-tiba merasa dirinya lebih jantan dan ingin menjalani hubungan yang lebih serius.
2. Rindu ritual kencan
Tidak hanya sekedar hang out dengan seorang wanita, kadang kala pria juga punya keinginan untuk bertemu seseorang dan berusaha mengenalnya. Para pria ingin sekali melihat foto-foto mereka di rumah dan bertemu keluarga serta teman-teman baru pasangannya. Memasuki kehidupan seseorang terkadang memang menarik, dan untuk itu dia akan menikah.
3. Mantan atau temannya menikah
Dia mungkin menolak memikirkan pernikahan ketika teman-temannya masih sama single-nya seperti dia. Tapi lihat saja ketika mereka mulai menikah dan ditambah lagi jika mantannya telah menikah lebih dulu dari dia. Bisa jadi keesokan harinya dia mulai berpikir untuk menikah juga.
4. Merasa tua
Mendadak dia merasa tidak pantas lagi untuk kencan dengan wanita usia 20an tanpa ikatan yang jelas. Biasanya ini terjadi pada mereka yang berusia di atas 35 tahun. Mereka merasa malu dan karena itu mulai berpikir untuk menikah agar bisa bersama wanita yang diincarnya.
5. Bosan main-main
Berganti-ganti pacar dengan banyak wanita, mulai yang cantik sampai yang berandalan, wanita yang matre hingga yang pemabuk, pria juga bisa lelah menjadi bad boy dan saat inilah dia memiliki keinginan untuk menjalani kehidupan yang 'normal'.
6. Ingin keuangan yang lebih baik
Pria juga bisa berpikir materialistis! Bertemu dengan seorang wanita kaya, atau wanita yang pintar mencari uang, kesempatan untuk membangun hidup terbuka luas di sana. Tunggu apa lagi?
7. Punya trauma pribadi
Seorang pria mungkin tidak begitu sentimentil seperti wanita. Namun jika terjadi hal menyakitkan dalam hidupnya mereka bisa bereaksi lebih dalam dan lebih permanen dari wanita.
Contoh kasus adalah ketika dia mengalami duka cita yang mendalam, ini bisa menjadi pemicu baginya untuk segera menikah agar tidak menyesal jika terjadi sesuatu pada pacarnya.
8. Jatuh cinta setengah mati
Selalu ada kemungkinan kita bertemu dengan seseorang yang membuat kita begitu terpesona dan serasa tidak ada alasan satu pun untuk tidak menikah dengan orang itu.
Pria pun juga bisa mengalami hal yang demikian walaupun awalnya dia menolak untuk berkomitmen serius. Ketika hal ini terjadi, dia akan melupakan segalanya dan tiba-tiba bersemangat sekali untuk menikah. (kpl/***)
Anak Kedua Lebih Sukses Dalam Hidupnya
Liputan6.com, London: Anak ke berapakah Anda Sebuah penelitian menemukan posisi anak memainkan peran dalam keberhasilan di masa depan. Dalam penelitian itu menunjukkan anak kedua lebih sukses dibanding anak pertama. Mau tau alasannya
Sebuah penelitian baru di Universitas Cambridge menunjukkan bahwa perdebatan antara saudara laki-laki dan perempuan benar-benar meningkatkan keterampilan sosial, kosakata, dan perkembangannya. Selain itu persaingan antar saudara juga dapat meningkatkan perkembangan mental dan emosional.
Dr Claire Hughes, dari Newnham College, Cambridge, mengatakan dalam siaran persnya. "Bukti kami menunjukkan pemahaman sosial anak-anak dapat dipercepat oleh interaksi mereka dengan saudara kandung dalam banyak kasus".
"Saudara yang lebih agresif adalah mereka yang sering membantah dan anak yang lebih tua menempatkan anak yang lebih muda di bawahnya sehingga semakin membuat mereka belajar pelajaran yang kompleks tentang komunikasi dan seluk-beluk bahasa," jelas Hughes.
Dalam penelitian ini, sebanyak 140 anak-anak berusia antara 2 hingga 6 tahun dianalisa perkembangan kognitif dan sosial mereka selama lima tahun. Para peneliti membawa anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah dan keluarga dengan orangtua remaja. Sekitar 43 persen dari anak-anak yang disurvei memiliki ibu yang merupakan anak pertama sewaktu remaja, dan 25 persen berasal dari keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Berbagai macam tes telah dilakukan termasuk pengamatan video dari perilaku mereka, dan kuesioner dengan orangtua, guru, dan anak-anak sendiri.
Peneliti berpandangan bahwa jatuhnya anak-anak mengembangkan persaingan mereka dan membantu mereka membentuk hubungan sosial di kemudian hari. "Ketika anak-anak berdebat dalam sebuah kasus membuat mereka benar-benar mendapatkan manfaat dari konfrontasi," katanya.
"Orangtua yang lelah dengan pertengkaran di antara anak-anak yang terus menerus harus mengambil kenyamanan, faktanya bahwa anak-anak mereka sedang belajar pentingnya keterampilan sosial".
"Saudara kedua berbuat lebih baik dalam pengujian kami, dan anak-anak yang memiliki pemahaman sosial yang lebih baik yang menjadi lebih populer di kemudian hari".
"Pandangan tradisional menunjukkan memiliki saudara laki-laki atau perempuan
menyebabkan banyak kompetisi untuk mendapatkan perhatian orangtua dan cintanya".
Hughes menambahkan, "Anak-anak bisa mengajar orang dewasa beberapa hal karena mereka sering menyelesaikan perselisihan dengan cepat agar dapat bermain kembali," jelasnya.
"Anak-anak bisa menyadari keadilan antara mereka dan saudara mereka yang sulit dikelola orangtua, tapi perilaku ini hanya menunjukkan berapa besar kepedulian mereka".
Hughes mengatakan, anak-anak yang memiliki performa terbaik dalam melaksanakan tugas yang dirancang peneliti berada pada usia enam tahun. Mereka berasal dari keluarga yang ibunya melakukan percakapan dengan menguraikan ide-ide, menyorot perbedaan dalam sudut pandang atau menyesuaikannya dengan kesenangan anak.
"Banyaknya perhatian yang telah diberikan berdampak menguntungkan bagi anak-anak yang terlibat banyak percakapan dalam keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa kita perlu fokus pada dasar dan kualitas percakapan itu juga,"pungkasnya.
Sekarang tinggal Anda yang menilai, sesuaikah penelitian ini dengan kehidupan Anda(theMedGuru/MEL)
Sebuah penelitian baru di Universitas Cambridge menunjukkan bahwa perdebatan antara saudara laki-laki dan perempuan benar-benar meningkatkan keterampilan sosial, kosakata, dan perkembangannya. Selain itu persaingan antar saudara juga dapat meningkatkan perkembangan mental dan emosional.
Dr Claire Hughes, dari Newnham College, Cambridge, mengatakan dalam siaran persnya. "Bukti kami menunjukkan pemahaman sosial anak-anak dapat dipercepat oleh interaksi mereka dengan saudara kandung dalam banyak kasus".
"Saudara yang lebih agresif adalah mereka yang sering membantah dan anak yang lebih tua menempatkan anak yang lebih muda di bawahnya sehingga semakin membuat mereka belajar pelajaran yang kompleks tentang komunikasi dan seluk-beluk bahasa," jelas Hughes.
Dalam penelitian ini, sebanyak 140 anak-anak berusia antara 2 hingga 6 tahun dianalisa perkembangan kognitif dan sosial mereka selama lima tahun. Para peneliti membawa anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah dan keluarga dengan orangtua remaja. Sekitar 43 persen dari anak-anak yang disurvei memiliki ibu yang merupakan anak pertama sewaktu remaja, dan 25 persen berasal dari keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Berbagai macam tes telah dilakukan termasuk pengamatan video dari perilaku mereka, dan kuesioner dengan orangtua, guru, dan anak-anak sendiri.
Peneliti berpandangan bahwa jatuhnya anak-anak mengembangkan persaingan mereka dan membantu mereka membentuk hubungan sosial di kemudian hari. "Ketika anak-anak berdebat dalam sebuah kasus membuat mereka benar-benar mendapatkan manfaat dari konfrontasi," katanya.
"Orangtua yang lelah dengan pertengkaran di antara anak-anak yang terus menerus harus mengambil kenyamanan, faktanya bahwa anak-anak mereka sedang belajar pentingnya keterampilan sosial".
"Saudara kedua berbuat lebih baik dalam pengujian kami, dan anak-anak yang memiliki pemahaman sosial yang lebih baik yang menjadi lebih populer di kemudian hari".
"Pandangan tradisional menunjukkan memiliki saudara laki-laki atau perempuan
menyebabkan banyak kompetisi untuk mendapatkan perhatian orangtua dan cintanya".
Hughes menambahkan, "Anak-anak bisa mengajar orang dewasa beberapa hal karena mereka sering menyelesaikan perselisihan dengan cepat agar dapat bermain kembali," jelasnya.
"Anak-anak bisa menyadari keadilan antara mereka dan saudara mereka yang sulit dikelola orangtua, tapi perilaku ini hanya menunjukkan berapa besar kepedulian mereka".
Hughes mengatakan, anak-anak yang memiliki performa terbaik dalam melaksanakan tugas yang dirancang peneliti berada pada usia enam tahun. Mereka berasal dari keluarga yang ibunya melakukan percakapan dengan menguraikan ide-ide, menyorot perbedaan dalam sudut pandang atau menyesuaikannya dengan kesenangan anak.
"Banyaknya perhatian yang telah diberikan berdampak menguntungkan bagi anak-anak yang terlibat banyak percakapan dalam keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa kita perlu fokus pada dasar dan kualitas percakapan itu juga,"pungkasnya.
Sekarang tinggal Anda yang menilai, sesuaikah penelitian ini dengan kehidupan Anda(theMedGuru/MEL)
Wah, Remaja Penggemar Musik Lebih Mudah Depresi
REMAJA yang menghabiskan banyak waktu mendengarkan musik lebih berisiko mengalami depresi daripada remaja yang memiliki kegemaran membaca. Demikian diungkap sejumlah peneliti dariUniversity of Pittsburgh School of Medicine, Amerika Serikat.
Peneliti melibatkan 106 peserta untuk mencari keterkaitan media dengan kesehatan emosional. Selama dua bulan, peneliti meminta peserta uji coba selama puluhan kali untuk melaporkan jenis media yang mereka terima, termasuk televisi, musik, video game, internet, majalah, dan buku.
Para ahli menemukan remaja yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka mendengarkan musik 8,3 kali lebih berisiko menjadi depresi. Di sisi lain, mereka yang lebih suka membaca buku hanya sepersepuluh dari penggemar musik yang berisiko depresi.
"Pada titik ini, tidak jelas apakah orang depresi mendengarkan musik sebagai pelarian atau apakah mendengarkan musik dalam jumlah besar dapat menyebabkan depresi atau keduanya. Apa pun itu, temuan tersebut dapat membantu dokter dan para orang tua menyadari adanya kaitan antara media dan depresi," kata Dr Briaqn Primack, asisten profesor kedokteran dan pediatri di Pitt's School of Medicine.
Menurut Institut Nasional Kesehatan Mental, penyakit depresi diperkirakan memengaruhi satu dari 12 remaja. Studi ini diterbitkan dalam edisi April dalam jurnal Archives of Pediatric and Adolescent Medicine.(MI/***)
Peneliti melibatkan 106 peserta untuk mencari keterkaitan media dengan kesehatan emosional. Selama dua bulan, peneliti meminta peserta uji coba selama puluhan kali untuk melaporkan jenis media yang mereka terima, termasuk televisi, musik, video game, internet, majalah, dan buku.
Para ahli menemukan remaja yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka mendengarkan musik 8,3 kali lebih berisiko menjadi depresi. Di sisi lain, mereka yang lebih suka membaca buku hanya sepersepuluh dari penggemar musik yang berisiko depresi.
"Pada titik ini, tidak jelas apakah orang depresi mendengarkan musik sebagai pelarian atau apakah mendengarkan musik dalam jumlah besar dapat menyebabkan depresi atau keduanya. Apa pun itu, temuan tersebut dapat membantu dokter dan para orang tua menyadari adanya kaitan antara media dan depresi," kata Dr Briaqn Primack, asisten profesor kedokteran dan pediatri di Pitt's School of Medicine.
Menurut Institut Nasional Kesehatan Mental, penyakit depresi diperkirakan memengaruhi satu dari 12 remaja. Studi ini diterbitkan dalam edisi April dalam jurnal Archives of Pediatric and Adolescent Medicine.(MI/***)
Subscribe to:
Posts (Atom)